Secara harfiah Wikipedia memberikan pengertian Dealer adalah toko penting di pasar yang membuat pasar di sekuritas dan menjamin sekuritas serta akan memberikan layanan investasi kepada investor. Suatu ilustrasi adanya hubungan emosional antara sejumlah benda dari alam yang berbeda karakteristik, di satu sisi Dealer dan Investasi adalah benda mati dan investor adalah benda hidup (manusia). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Wikipedia dalam menterjemahkan kata-kata dealer memberikan terminologi dengan menganologikan bahwa Napoleon Bonaparte menganggap bahwa penguasa ataupun pemimpin adalah Investor dan kekuasaan adalah investasi, serta singgasana dan istana adalah perabot – perabot Dealer, atau dengan kata lain pemimpin adalah gudang kebohongan.
Berdasarkan pengertian dari terjemahan konsep dealer dan pengertian dari pribahasa bangsa Latin diatas maka sesuatu hal yang dapat dianggap sangat wajar dan sesuai dengan kodrat manusiawi, ketika pemengang kekuasaan khususnya menyangkut tentang dunia pendidikan akan berpikir dengan bermotivasikan dan berorientasikan pada keuntungan (profite), secara alami tidak ada satu orang pun Investor yang tidak menginginkan keuntungan, dengan sedikit menggeser pengertian kaidah ataupun norma yang berlaku dalam hukum ekonomi menjadi pandangan “dengan modal sekecil-kecinya ataupun sedikit kekuasaan mendapatkan akan keuntungan sebesar-besarnya.
Walau untuk itu harus oknum yang bersangkutan harus melupakan fungsi dan kodrat diri serta keberuntungan yang diterima sebagai abdi negara dan/atau pelayan masyarakat, bahkan harus melupakan kafasitas diri sekalipun kepada dan di hadapan Tuhan penguasa semesta alam. Kekuasaan dianggap sebagai pintu utama datangnya kekayaan yang melimpah ruah dan kehormatan yang melebihi kehormatan orang banyak atau masyarakat luas.
Jangankan urusan Pendidikan yang dianggap bersifat duniawi, bahkan mungkin dalam urusan Beribadah dan Mengabdi terhadap Tuhanpun dilakukan dengan mengharapkan keuntungan pada kehidupan akhirat kelak berada di dalam syurga dengan segala nikmat syurgawi yang diberikan melimpah ruah, merupakan suatu pikiran yang akan menjadikan kekal pemikiran hidup penuh keberuntungan dengan suatu keuntungan yang bersifat sapu jagat, yaitu pemikiran yang meyakini akan hidup kekal berada dalam keberuntungan yang kekal, sejak dari masih berada dalam kehidupan di dunia sampai dengan pada tahapan menjalani proses kehidupan akhirat kelak.
Keberuntungan yang diperoleh dengan cara mengelola dan/atau meng-eksploitasi kekuasaan secara oftimal dan maksimal guna memanfaatkan konsep pemikiran tentang betapa mahal dan menguntungkannya harga sebuah kecerdasan. Walau untuk itu harus menerapkan suatu pemikiran yang akan dinilai masyarakat yang menganggap konsep pemikiran tersebut identik dengan keadaan sebagaimana maksud pribahasa bangsa Latin yaitu: “Homo Homini Lupus” sebagaimana diatas.
Oleh : Jamhuri – Direktur Eksekutif LSM Sembilan