Tak kalah pentingnya adalah berpikir dengan konsepsional yaitu berpikir yang berkaitan dengan ide (gambar) atau gambaran yang melekat pada akal pikiran yang berada dalam
intelektual yang mempunyai bentuk tangkapan sesuai dengan riilnya dan tanpa rekayasa memaksakan kehendak.
Sehingga maksud dari ‘konsepsional’ tersebut sebagai upaya untuk
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
menyusun suatu bagan yang terkonsepsi (jelas) tentang hal dan proses serta hasil dan akibatnya.
Berpikir dengan pandangan hidup dan keyakinan dimana pandangan hidup diartikan dengan sebab karena mengingat pada hakikatnya pikiran dan pemikiran bersumber pada hakikat kodrat pribadi manusia baik sebagai makhluk individu, dan makhluk sosial maupun sebagai makhluk Tuhan.
Sikap dan cara hidup tersebut akan muncul apabila manusia mampu memikirkan hakikat dirinya sendiri secara total, bahasa sederhananya Tahu dan Sadar diri.
Hal ini berarti, bahwa berpikir dengan mendasarkan pada konsep penjelmaan manusia secara total dan sentral sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk monodualisme dimana manusia secara kodrat terdiri dari jiwa dan raga.
Manusia secara total atau menyeluruh dan sentral di mana di dalamnya memuat sekaligus sebagai sumber penjelmaan watak dan tabiat serta naluri dan kelakuan.
Pandangan hidup (Weltsanschaung) merupakan suatu pandangan hidup hakiki yang dijadikan dasar bagi setiap tindakan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari manusia, juga dipergunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam kehidupannya.
Sekaligus merupakan pembeda yang menjadi alat yang membedakan antara manusia dengan binatang atau hewan.
Baik buruknya pikiran dengan pemikiran tergantung sepenuhnya pada nurari, ilmu dan pengetahuan bukanlah jaminan kepastian cahaya nurani akan bersinar terang, kwalitas jiwa akan sangat mempengaruhi kecemerlangannya.
Hanya jiwa yang bebas dari keterikatan kekangan penghambaan terhadap hawa nafsu yang akan mampu menjadi manusia sejati, bukan manusia sebagai budak dari hawa nafsu hewania dan bukan pula sebagai budak iblis angkara murka. Iblis yang menawarkan kekuasaan, dan kekayaan serta kejayaan.
Redup dan Matinya Cahaya Nurani membuat Iblis meraja lela dan merubah hakikat manusia menjadi hewan yang bermasyarakat.
Oleh : Jamhuri Direktur Eksekutif LSM Sembilan