Gagalnya suatu pertanggungjawaban jabatan kabinet kerja merupakan suatu fakta atau kenyataan yang akan menimbulkan kesan ataupun gambaran bahwa masyarakat telah salah menitipkan amanah. Betapa tidak Kedudukan dan Jabatan yang dilengkapi dengan hak dan kewenangan yang dimiliki seorang pembantu ditentukan oleh hak prerogatif Kepala Daerah. Artinya apapun hasil dan bentuk etos dan prestasi kerja ataupun kinerja dari Kabinet merupakan cerminan kwalitas Managerial dan kwalitas Leadership pemberi Jabatan.
Mengingat amanat Konstitusional negara menekankan tujuan negara adalah menjaga segenap tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum, artinya secara konstitusional negara membutuhkan tenaga-tenaga profesional dalam memahami amanah rakyat yang dititipkan kepada sekelompok individu pada suatu organisasi kekuasaan dengan status sebagai Penyelenggara Negara maupun sebagai Pejabat Negara.
Jadi negara membutuhkan Kompetensi Kinerja terutama dari kaum intlektual yang mampu membuat dan merumuskan suatu kebijakan yang memiliki kwalitas dalam mengelola dan mengurusi serta memanfaatkan indikator – indikator perekonomian daerah ataupun negara dan Sumber Daya Alam (SDA) guna mencapai tujuan negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tidak dapat dipungkiri Sumber Daya Alam dan Pendidikan tidak dapat dipisahkan keduanya. Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan elemen penting yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Tidak hanya sebatas untuk pengelolaan dan pemanfaatan SDA dibutuhkan dan diperlukan SDM profesional yang terdidik secara profesional, akan tetapi SDM tersebut juga diperlukan dalam hal yang menyangkut tentang maju mundurnya peradaban manusiawi sesuatu kaum ataupun bangsa.
Dimana kondisi peradaban suatu kaum atau bangsa tergantung sepenuhnya pada bagaimana bangsa itu terdidik oleh tenaga-tenaga pendidik yang mengerti tentang segala aspek – aspek dan methode pendidikan dengan menanggalkan dan meninggalkan kepentingan motivasi dan orientasi yang beraromakan selain daripada kepentingan mendidik. Kwalitas Pendidikan sesuatu kaum atau bangsa menjadi cerminan atau parameter daripada kwalitas penyelenggara pendidikan bangsa itu, pendidikan yang terselenggara dengan nuansa kejahatan tentunya akan melahirkan pelaku – pelaku kejahatan profesional yang berkwalitas tinggi. Logikanya adalah sangat tidak mungkin pendidikan yang diselenggarakan oleh cartel mafia akan melahirkan sosok tokoh agamais yang religius.