Ultimatum.Id,JAMBI – Raden Jamhuri Direktur Eksekutif LSM Sembilan Jambi mengatakan angkutan Batubara macet hanyalah satu isyarat adanya kemacetan cara berpikir para pelakau usaha dan pemangku kebijakan, yang disebabkan oleh takluknya Nurani dan Nalar dibawah kekuasaan Nafsu serakah.
Semua diawali dari motivasi dan orientasi yang bertajukkan pengabdian omong kosong, pada pandangan terhadap kekuasaan sebagai sumber utama kekayaan dan kekuasaan serta kehormatan dalam konteks sosial ekonomi.
“Dengan menjadikan kekuasaan sebagai sarana prasarana utama dalam memanfaatkan anugerah Tuhan untuk kepentingan ego sentris individu.” Sampainya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kemudian menurutnya lagi,ungkapan memanfaatkan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat hanyalah sebuah slogan manis penghias bibir, kemacetan cara berpikir yang menjadikan Batubara sebagai Barang Tuhan di Bagi Rata.
“Sebagai sama-sama pelaku ekplorasi dan eksploitasi, penguasa melakukannya di tataran Birokrasi sebagai penguasa pertambangan perizinan dan pengusaha melakukan pertambangan harta Tuhan di alam terbuka berdasarkan perizinan yang diberikan oleh penguasa.” Paparnya.
Lalu jelas sudah dalam persoalan Batubara bagaikan suatu potret tanpa warna pembeda antara penguasa dan pengusaha, antara pejabat dan penjahat, masyarakat hanya dijadikan sebagai alat bantu utama untuk mendapatkan kekuasaan guna mempermudah eksplorasi kedua jenis pertambangan mata air kekayaan.
“Dengan demikian tatanan hierarki status sosial Kekayaan menempati posisi utama yang diikuti dengan Kekuasaan serta kehormatan dan harga diri berada pada urutan terendah dari susunan status sosial tersebut.” Ujarnya.
Dia menambahkan, saat ini tiada kekayaan tanpa kekuasaan, tiada kehormatan dan harga diri tanpa keduanya, selama lidah masih tak bertulang kebohongan dan pembenaran adalah jalan tol bagi upaya mempertahankan dan merebut kekuasaan, dengan kekuasaan akan semakin banyak tumpukan kekayaan yang bisa dikuasai.
“Kemacetan angkutan Batubara tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan sesat dan macetnya jalan pikiran penguasa dan pengusaha dalam memandang hajat hidup dan status sosial masyarakat.” Tegasnya.
Dan menurut Aktifis senior Provinsi jambi ini bahwa Kemacetan jalan umum akibat dari angkutan Batubara akan selesai dengan sendirinya ketika kemacetan cara berpikir bisa teratasi dengan Nurani dan Nalar manusiawi terlepas dari belenggu Naluri dan Napsu yang memandang Manusia sebagai Manusia seutuhnya dan bukan sebagai budak hawa Napsu.
(Wahid)